Membangun Komunikasi Yang Lancar Dengan Anak


Komunikasi merupakan hal yang mudah diucapkan, bisa dipelajari, tapi sulit dilakukan. Secara teorinya, kita butuh komunikasi yang lancar untuk bisa menjalin hubungan. Namun, pada saat-saat tertentu, kita seringkali terlupa bahwa komunikasi yang sukses harus terjalin dua arah.

Berikut adalah tips dari Nanny Stella, pengasuh dari acara televisi Nanny 911 asal Inggris yang sempat mampir ke Jakarta pada bulan Desember 2009 lalu mengenai cara berkomunikasi di dalam keluarga. Komunikasi dimulai dengan mendengarkan. Coba Anda mengingat-ingat lagi, kapan Anda menyediakan waktu, perhatian, telinga, dan pikiran Anda untuk salah seorang anggota keluarga? Jika Anda ingin didengar, mulailah dengan mendengarkan orang lain. Jangan lupakan pula hal-hal berikut kala Anda ingin memulai komunikasi dengan anggota keluarga.

Konsisten

Jika Anda tidak konsisten dengan perkataan Anda, pasangan dan si kecil akan sulit untuk bisa percaya pada Anda. Kekurangan respon akan memberi mereka kesempatan untuk berkuasa dan mengambil alih “kursi kepemimpinan” untuk meneror Anda.

Utarakan maksud Anda yang sebenarnya

Anak-anak harus tahu bahwa mereka bisa mempercayai omongan Anda. Caranya? Karena Anda selalu melakukan apa pun yang Anda katakan. Mereka butuh janji dari Anda, dan mereka menantikan penerapan janji tersebut. Pasangan Anda pun perlu tahu bahwa ia bisa mengandalkan Anda.

Ajarkan si kecil cara berkomunikasi

Ajarkan anak Anda untuk menggunakan kata-katanya sendiri mengenai perasaannya, bukan dengan rengekan atau bertingkah menyebalkan. Anda pun perlu memberikan contoh kepada mereka. Misal, katakan bahwa Anda akan sangat bangga kepadanya jika ia bisa mengatakan apa yang ia ingini dengan kata-kata, bukan dengan rengekan. Jangan lupa katakan kata-kata yang melambangkan kasih sayang Anda kepada mereka.

Jangan memberi label pada si kecilJangan pernah memberi cap tentang siapa diri si kecil. Jangan terucap dari mulut Anda akan siapa dan bagaimana ia. Misal, “Andi itu anaknya pemalu” atau “Andi sangat jago olahraga tapi buruk di Matematika”. Biarkan saja ia tumbuh seperti apa adanya, biarkan ia melakukan apa yang ia sukai. Rengkuhlah ia dan apa pun kelebihan-kekurangan yanga ada di dirinya.

Sejajar

Ketika anak sedang merasa kesal, sedih, atau tidak bahagia, coba bicara padanya. Mendekatlah, upayakan untuk berada selevel dengan matanya. Sedikit sentuhan pada tangan juga bisa membantunya tenang. Jika ia memalingkan wajahnya dari Anda, coba pegang dahunya, dan perlahan hadapkan wajahnya ke wajah Anda. Biar ia tahu bahwa Anda dekat dan bisa ia percayai untuk bersandar, dan bahwa Anda pun bisa jadi temannya.

Bicara dengan nada yang bulat

Anak Anda harus bisa mengetahui bahwa ia bisa mempercayai Anda. Dengan begitu, ia akan mau mengikuti perintah Anda agar ia mau disiplin. Ia juga butuh afirmasi bahwa Anda mencintainya. Kontrollah rasa frustasi Anda.

Ulangi perkataan si kecil

Mengulangi apa yang ia katakan membuatnya mengetahui bahwa Anda memahami apa yang ada di pikirannya dan yang ia rasakan. Jangan pernah menyelanya ketika ia sedang bercerita. Biarkan ia bercerita sesuai bahasanya. Sesekali, ketika ia terbata-bata dan tak tahu mau menggunakan kata apa, Anda bisa membantunya dengan menyarankan sebuah kata yang sekiranya pas. Rangkumlah hasil curahan hatinya tersebut.

Tunjukkan rasa senang

Senyuman, pelukan, humor, apa pun cara Anda untuk menunjukkan bahwa Anda merasa senang, tunjukkanlah. Anak Anda akan mengekspresikan dirinya lebih bebas jika Anda lebih tenang dan terbuka.

Ajari si kecil untuk melatih napas

Ketika ia sedang menahan marah dan tangis, akan ada saat-saat ia sulit bernapas, ajari ia untuk melatih napasnya. Ambil pula waktu untuk time-out jika ia atau Anda sedang sangat marah dan sulit untuk mengontrol emosi itu. Ambil waktu sejenak untuk menenangkan diri. Jangan bicara ketika sedang emosi. Tak ada hal baik yang bisa didapat dengan bicara sambil marah-marah.

Adalah tanggung jawab Anda untuk menciptakan sebuah rumah yang aman, seimbang, dan nyaman, baik secara fisik maupun emosi. Anak-anak belajar segalanya dari orangtuanya, khususnya cara berkomunikasi dan berekspresi.

Jika Anda dan pasangan tidak baik dalam berkomunikasi satu sama lain, Anda akan kesulitan untuk berbicara dengan anak Anda. Menutup diri, merajuk, dan diam (tidak membahas apa yang salah) akan menjadi contoh untuk anak Anda. Tempat penitipan anak, televisi, video games, televisi, ataupun teman-teman si anak bukanlah penyebab kurangnya komunikasi antara Anda dan anak Anda. Andalah yang bertanggung jawab menciptakan komunikasi yang enak antara dengan si kecil. Semoga berhasil!

Regards


2 respons untuk ‘Membangun Komunikasi Yang Lancar Dengan Anak

Tinggalkan komentar